19 February 2015

Hukum Tabur Tuai

Shallom!
Dari kemarin saya mendapatkan kerinduan untuk membagikan renungan yang Tuhan taruh di hati saya tentang "Tabur dan Tuai", tetapi baru sekarang mendapat kesempatan untuk blogging. Glad to have you here. Have a nice time with God's lesson here...




Seberapa dari kita mengenal sebuah ungkapan "Apa yang kau tabur akan kau tuai."?
Saya percaya semua anak Tuhan pasti pernah dan sangat familiar dengan kata-kata ini, bahkan dosen saya sendiri yang notabene bukan orang percaya pun tahu dan percaya akan statement ini. Tetapi yang menjadi persoalan adalah Sudahkan kita berpikir bijaksana tentang segala sesuatu yang kita tabur?

Di posting kali ini saya ingin berbicara heart to heart dengan anda tentang kalimat yang kata orang banyak luar biasa!
Pertama mari kita pahami apa yang dimaksud dengan menabur dan menuai. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kata menabur sebagai:

(kata kerja) menghamburkan sesuatu pd; menyebarkan (benih, bunga, dsb): ~ benih padi; ~ bunga di pekuburan;~ biji di atas batu, ki pekerjaan yg sia-sia;~ tenaga membuang-buang tenaga; ~ uang membuang-buang uang;
dan kata menuai sebagai:
(kata kerja) 1 memotong padi (dng ani-ani); mengetam padi; 2 menjalankan panen; memanen; memetik hasil; 3 kimenanggung akibat perbuatan sendiri;
Sayang sekali untuk kata menabur Kamus kita tidak mendefinisikannya dengan tepat dalam konteks yang ingin saya sampaikan. Menabur yang dimaksud adalah tentang tindak tanduk/ perlakuan kita terhadap orang lain atau sesuatu. Dan menuai saya rasa sudah cukup menggambarkan konteks dalam posting ini. seperti kamus diatas mendefinisikannya sebagai menanggung akibat perbuatan sendiri. Jadi sekarang kita punya dua definisi, masing-masing untuk menabur dan menuai.

Menabur nanti akan Menuai
Banyak orang di dunia ini percaya 'karma' tetapi saya lebih percaya 'menabur dan menuai' sesuai dengan yang Alkitab katakan. Memang ada beberapa (semoga tidak banyak) anak Tuhan yang akan berpikir mengarah pada 'berkat materi' jika mendengar kata 'menabur dan menuai'. Tetapi saya katakan maaf anda akan kecewa jika berharap posting ini membahas tentang tabur dan tuai materi dari Tuhan. Pada posting kali ini saya lebih menekankan pada sikap yang kita tabur dalam kehidupan kita

Mari kita tengok sekali lagi tentang kata-kata bijak ini dari apa yang dikatakan teman Ayub, Elifas:
Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. (Ayub 4:8)

Elifas telah menggambarkan begitu jelas, bahwa kehidupan manusia itu akan membawa timbal balik dari setiap hal yang dilakukannya. Ini tidak berbicara tentang pahala apa yang anda dapat di kehidupan selanjutnya, tetapi tentang apa yang akan anda dapat dari sikap anda di hidup ini. Kalau anda suka berbuat jahat, maka anda pun akan mendapatkan perlakuan jahat, kalau anda pelit dengan orang tentu saja suatu saat anda membutuhkan semua orang akan pelit denganmu, kalau anda tidak bertanggung jawab terhadap kesalahanmu dan membuat orang lain menderita maka suatu saat nanti anda akan mendapat penderitaan yang sama tanpa pertanggung jawaban dari orang lain.Intinya apapun yang anda perbuat, Tuhan melihat dan akan membalaskannya (menuai) sesuai apa yang kau lakukan (tabur).

Tuhan Yesus sendiri menasehati kita, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 7:12)

Perumpamaan tentang Biji Jagung

Saya bersyukur Tuhan begitu mengajar saya bukan hanya teori tetapi juga dengan praktik. Teori yang saya dapat (ahh.. lebih baik saya menggantinya dengan kata hikmat/ insight). Oke, Hikmat yang saya dapatkan tentang menabur dan menuai datang ketika salah seorang Hamba Tuhan menyampaikan khotbah tentang hal ini, dia berkata bayangkan ketika engkau menanam biji jagung yang kecil, engkau akan menuai sebuah tanaman jagung dengan beberapa jagung utuh dengan bongkol dan isinya. Tuaiannya jauh lebih besar dari apa yang engkau tabur.


Mendengar kata-kata ini, Roh Kudus ajarkan saya beberapa hal yang lebih mendalam:
1. Hati-hati kalau bertingkah laku dan berpikir, semua Tuhan lihat dan perhitungkan

Saudara, kita perlu hati-hati dalam bertingkah laku, entah terhadap keluarga, sahabat, teman bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun! Karena Mata Tuhan ada dan menyelidiki setiap manusia, termasuk anda dan saya. Seperti Salomo dalam amsalnya berkata 
Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik." (Amsal 15:3)
Wow! Anda sedang diawasi dimanapun, kapanpun dengan siapa pun anda berada. Ada CCTV dimana-mana, bahkan lebih dari sekedar CCTV. Tuhan bisa melihat bahkan sampai kedalaman hati anda.

Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. (Ibrani 4:13)


Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b)

Semua aktifitas anda diketahui oleh Tuhan semesta alam, tidak terbatas hanya pada anak-anak Tuhan, tetapi semua manusia! Dan karena Tuhan itu adil, Dia akan balaskan apa yang telah kita lakukan sebagai manusia.

2. Apa yang ditabur akan dituai dalam waktu yang singkat ataupun lama.
Masa tuai jagung akan berbeda dengan tomat, padi, tebu dan tanaman lainnya, bahkan seperti kayu jati memerlukan puluhan tahun baru siap untuk dituai dan dipakai kayunya. Demikian juga dengan hidup kita, saya percaya dengan sungguh Tuhan memiliki 'syarat & ketentuan yang berlaku' terhadap setiap hal yang telah kita lakukan dalam hidup ini.

Seperti unidian yang mempunyai 'syarat dan ketentuan berlaku'. Tuhan juga punya ketentuan tertentu yang saya belum bisa memahaminya secara detail tetapi saya yakin bahwa tiap benih yang kita tabur disortir dalam kategori-kategori dengan masa tuai yang berbeda-beda.

Pengkhotbah 3:1-2
(1) Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. (2) Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

3. Yang dituai adalah lebih banyak dari yang ditabur
Biji jagung yang jatuh ke tanah tidak akan tumbuh tetap menjadi biji jagung, tetapi menjadi sebuah batang yang jauh lebih besar dari si biji, bahkan menghasilkan jagung-jagung yang berisi begitu banyak biji!

Demikian dengan setiap hal yang kita lakukan, ketika kita berbuat baik maka suatu saat Tuhan akan mengijinkan kebaikan yang jauh lebih besar datang kepada kita, dan juga dengan kejahatan berlaku hal yang sama.

Nah, itulah hikmatNya yang diajarkan kepada saya, baca tentang kegagalan saya mempraktekkan tabur tuai (Jangan heran, saya bisa dibilang sedikit 'bangga' akan kegagalan ini, karena Tuhan mengajarkan sesuatu yang lebih mendalam tentang hukum tabur tuai sebagai anak Tuhan!) :)

Klik disini untuk membaca : Bagaimana jika anak Tuhan telah menabur benih yang salah atau tidak berkenan dihadapan Tuhan?


Tuhan Yesus memberkati,
Salam Kasih,





No comments:

Post a Comment

Saya rindu mendengar suara hati saudara juga. Let's bless each other.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...