10 March 2015

Rumah Kontrakan


Saya percaya dalam hidup ini, Tuhan Yesus tidak akan pernah meninggalkan anak-anakNya akan kebutuhan sehari-hari, salah satunya tempat tinggal. Dia sangat peduli bahkan sampai ke bagian yang sangat sangat kecil.

Saya pribadi sudah merasakan bagaimana pemeliharaan Tuhan dahsyat dan luar biasa kalau saya boleh dipelihara Tuhan bukan hanya pemeliharaan sandang dan pangan tetapi juga papan yang menjadi tempat bernaung. (baca: rumah atau tempat tinggal)

Ini merupakan salah satu berkat, kesempatan dan anugerah yang Tuhan telah percayakan kepada saya pada bulan September 2014. Sejak awal menjadi mahasiswa di salah satu kota di Jawa, saya
selalu merindukan untuk bisa tinggal di rumah kontrakan, daripada di kos. Karena saya tahu akan lebih nyaman jika bisa mengelola satu rumah daripada hanya satu kamar, dengan mengontrak seolah-olah saya merasa saya benar-benar ada di rumah pribadi. Tetapi rencana Tuhan berkata lain, Dia belum ijinkan saya untuk mengontrak sampai saya berada di penghujung masa kuliah saya, yaitu di semester 7, masa-masa saya mengambil mata kuliah mengajar praktek mengajar terbimbing atau yang seringkali disebut KK-PPL.

2 kali gagal mengontrak...
Pernah pada awal dan tengah semester saya mendapat 2 kali tawaran untuk mengontrak bersama teman seiman. Tetapi Tuhan berkehendak lain, yang pertama buyar (baca: gagal) karena dari 9 orang salah seorang mundur untuk mengontrak, padahal kakak sudah menyediakan sejumlah nominal yang diperlukan. Dan yang kedua adalah ketika saya berada ditengah semester, tepatnya semester 6. Kala itu ada teman saya yang mau mengajak pindah ke kontrakannya karena dia sendirian (sebelumnya dia bersama kakaknya yg sedang dinas, tetapi kakaknya akan segera kembali ke Surabaya), kakak saya sebenarnya sudah meminjamkan uang ke mertuanya untuk membantu saya membayar kontrakan di tempat ini, tetapi sekali lagi Tuhan katakan belum boleh karena tiba-tiba teman saya sendiri yang cancel (baca: membatalkan) tawarannya, karena kakak teman saya akan tetap stay di rumah itu. Gagal deh 2 rencana mencapai impian saya. Tetapi ternyata Tuhan itu peduli akan setiap kerinduan anak-anakNya! 

Persiapan pindah dengan finansial yang sangat minim
Di masa-masa persiapan masuk KK-PPL, saya kebagian tempat di salah satu SMK. Minggu-minggu awal kala itu, saya mendapat tawaran untuk mengontrak di sebuah rumah di daerah Patrang. Tetapi setelah 2x mendapat harapan palsu, saya cukup pesimis dengan hal ini. Saya semakin pesimis untuk pindah ke kontrakan karena kakak saya tidak bisa membantu keuangan untuk membayar kontrakan ini. Semakin pesimis juga karena kala itu adalah masa kekeringan bagi dompet saya. Uang pribadi saya di dompet saja tidak cukup hanya untuk membayar Rp 60.000,00 (ongkos pindah barang) apalagi harus membayar kurang lebih 1 juta sebagai biaya kontrak.. Oh Tuhan... Tapi Yesus baik adanya. Dia tidak bisa dibatasi oleh pikiran dan keterbatasan manusia, Dia Tuhan yang hidup dan ajaib. Jesus is limitless and lovely!

Singkat cerita saya bercerita apa adanya ke salah satu teman saya, Kak Tyo namanya. Saya katakan apa adanya bahwa saya benar-benar lagi tidak ada uang. Tapi dia bilang "tenang aja, tak pinjemin dulu uang buat bayar transportasi pindah barangnya. Buat kontrakan ada papanya Ricky (teman kontrakan lainnya) mau bantu kamu. Nanti kamu bayar per bulan ke papanya Ricky." Tetapi hati saya sebenarnya tidak damai untuk harus memberatkan orang lain. 

Problem 1: Bantuan dana dibatalkan!
Kemudian, ketika saya sudah mendapati semua barang saya di rumah yang baru, di kontrakan ini. Saya mendapat berita yang kurang baik dan mengagetkan! Ricky bilang papanya tidak bisa bantu secara penuh, tetapi beliau ingin tahu saya punya uang berapa nanti ditambahi, dan paling tidak ada uang 600 ribu. Uang darimana pikir saya... Ini masa-masa kritis. Ono2 wae (baca: ada-ada saja)

Problem 2: Deadline satu minggu membayar!
Bukan hanya sampai papa Ricky tidak jadi membantu, tetapi ternyata saya hanya punya waktu satu minggu untuk membayar biaya kontrakan yang setelah disepakati bagian saya adalah membayar 1,4 jt.. Oh Tuhan! 

Masa satu minggu terasa begitu lama dan berat tiap detiknya untuk dijalani, saya hanya bisa minta tolong Tuhan Yesus. "Tuhan tolong bram, bram g ada uang sama sekali untuk membayar sebanyak itu. Tidak ada yang bisa tolong. Minta uang ke siapa? Cece g bisa bantu, mama juga g bisa bantu. Malah ini jadi hanya memberatkan keluarga donk."

"Jawaban doa dari Arisan."
Setiap hari saya agaknya mengasihani diri saya sendiri karena tidak tahu bagaimana caranya harus membayar. Tetapi Tuhan cuma terus ingatkan saya Imani dapat! Pasti dapat! Tuhan akan tolong.  

Suatu pagi, ketika saya berangkat KK-PPL, ditengah perjalanan menuju sekolah Tuhan bicara dengan jelas sekali "Mama akan kena arisan. Dari situ kamu bisa membayar" Wow! Hati saya seketika itu melonjak dan semakin percaya kepada Tuhan! Bahwa Ia jawab. Dan benar saja sorenya mama telepon, tanpa saya bertanya tiba-tiba mama membahas "hari Senin mama akan arisan. Doakan mama kena ya." Sungguh! Ini suatu konfirmasi yang Tuhan berikanSaya kemudian memberanikan diri untuk bilang kepada kak Tyo, "Kak, minggu depan aku pulang ke kota asalku. Aku imani Tuhan akan tolong untuk bayar bagianku!" 

Apa?!
Loncat ke hari Arisan mama, saya dengan begitu berapi-api dan percaya Tuhan pasti jawab kebutuhan saya, saya ajak mama untuk berdoa sebelum berangkat ke Arisan. Saya bisa katakan kala itu 100% hati saya sangat percaya mama akan kena arisan karena Tuhan sudah bilang toh sebelumnya.

Tetapi kehendak Tuhan berbicara lain, jawaban dari doa saya tertunda, mama tidak jadi kena hari itu. Saya kemudian kembali ke kota tempat saya mengenyam pendidikan dengan ngomel dihadapan Tuhan sepanjang perjalanan, ada setetes dua tetes air mata turun di pipi saya, "Lah Tuhan, kan Engkau sendiri yang bilang tapi kok malah gak kena sih arisannya. Bram cukup kecewa dengan Tuhan, bram sudah berdoa dan dengar sendiri jawaban Tuhan, Tuhan sudah kasih konfirmasi tetapi kenapa seperti ini jadinya? Tidakkah Engkau sayang akan Bram? Tidakkah Engkau tahu bahwa bram sangat-sangat mengasihi dan percaya Engkau?" Tetapi Roh Kudus ingatkan sepanjang perjalanan, jangan mengeluh. Itu hanya membuatmu berdosa. Saya seketika itu minta ampun karena sudah mengeluh, walaupun masih ada sedikit kekecewaan terhadap Tuhan. Sesampainya di kota tersebut, saya membereskan semua kekecewaan saya terhadap Tuhan, saya tidak bisa kecewa seterusnya. Hanya saya yang dirugikan kalau saya memilih untuk kecewa. Saya bilang ke Kak Tyo apa mungkin bisa di tunda membayarnya, akhirnya Puji Tuhan, kak Tyo bilang bisa, sebagian uang dibayarkan terlebih dahulu, juga sambil menunggu Andre (teman kontrakan yang jadi teman sekamar saya) yang masih tinggal di kos menghabiskan bulan terakhirnya.

1 Bulan kemudian...
Seperti yang kita ketahui saudara, arisan itu tiap bulan. Saya kala itu sudah cukup malas untuk kembali ke kota asal saya. Tetapi Tuhan sekali lagi membuat hati saya percaya kepadaNya, walau saya tetap di kota pendidikan saya dan berpikir mungkin saya salah dengar Tuhan. Tuhan pasti buka jalan dari tempat lain.

Tetapi Tuhan, saya katakan Tidak pernah mengingkari janjiNya! Dia melakukan apa yang Ia telah katakan. Hanya ketidakpercayaan kita yang seringkali membatasiNya. Tiba-tiba di hari mama ke arisan, sorenya mama telepon langsung dan bilang bahwa "Mama kena arisan ko! Puji Tuhan!" 

Saya bilang "Ahhh...??? Masak?!" kala itu saya berbicara panjang lebar dengan mama, dan saya tanya ke mama kenapa ya kok sampai harus ditunda 1 bulan jawaban dari Tuhan. Padahal saya tahu dan sangat yakin Tuhan sudah bicara dan berjanji. Disini saya menemukan asal muasalnya, usut punya usut, mama mengaku waktu berdoa dia tidak percaya, mama tidak sepakat dalam doa, ada keraguan besar dalam diri mama bahwa akan kena arisan hari itu. Okay! Problem solved. Saya esoknya langsung kembali ke kota asal untuk mengambil uang buat bayar kontrakan! Yeay! Yesusku hidup dan Dia ada bagiku.

Bersama teman-teman di depan rumah kontrakan. (Dari kiri: Ricky, Randa, Abraham dan Kak Tyo). Sayang sekali Andre belum pindah kala itu.


Finally...

Saya berharap anda tidak bosan membaca panjang lebarnya cerita saya tentangNya. Yesus begitu manis buat jiwa saya, semakin hari Ia semakin nyata menunjukkan cintaNya. Dan saya ingin berbagi Yesus yang sama dengan anda karena Dia juga ada buat anda!

Menyimpulkan dari kesaksian panjang saya, ada beberapa hal yang saya bisa pelajari dan saya berharap anda juga bisa belajar sesuatu, yaitu:


1) Rumah kontrakan saya sangat dekat dengan sekolah tempat saya praktek, hanya 5 menit perjalanan jauhnya. Ini membuktikan bahwa Tuhan menjawab kerinduan anak-anakNya itu tidak main-main, istilahnya sekali Tuhan dayung, dua tiga bahkan kalau perlu seribu pulau dilaluiNya untuk kita. Bersabarlah menantikan Tuhan!


dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. (Mazmur 37:4)

Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya. (Ibrani 6:15)



2) Seperti kesaksian saya diatas, saya belajar Doa yang tidak sepakat hanya akan membawa penundaan terhadap pemenuhan janji Tuhan, walaupun janji itu Dia katakan secara jelas terhadap kita! Yesus sendiri sudah pernah mengajari bahwa:

Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 18:19)


Sekian, Tuhan Yesus memberkati.
Salam Kasih,






No comments:

Post a Comment

Saya rindu mendengar suara hati saudara juga. Let's bless each other.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...