31 December 2018

Ada apa di 2019?



PART 1 PENGENALAN
(Imamat 26)
Setiap akhir tahun, saya terbiasa mendapatkan ayat akhir tahun dari gereja untuk memulai tahun berikutnya. Ini memang sebuah hal yang baik untuk kita memulai tahun yang baru. Tapi di akhir 2018 ini, saya menyadari bahwa saya masih menikmati ayat tahunan dari gereja, tetapi rhema yang sifatnya personal dari Tuhan sungguh jauh lebih luar biasa. Mendapatkan ayat tahunan dari gereja seperti meminum air dari sebuah galon, tetapi Rhema dari Tuhan rasanya seperti minum langsung dari sumbernya, sungguh menyegarkan!

Memulai 2019 ini, saya belajar bahwa tiap kali Tuhan berfirman, Dia mengikuti sebuah pola, sebuah teori Burger (mirip teori sandwich untuk memberikan komplain) – cek foto selanjutnya untuk memahaminya.

1. Ketaatan (ay 1-13)
Ketaatan yang Tuhan minta hanya 3:
          Mengutamakan Tuhan dan tidak membuat berhala tandingan. (ay 1)
Mungkin selama 2018 ini, kita lebih mengutamakan studi kita, pekerjaan, hobi, gadget dan sosial media kita daripada mengambil saat teduh dan ibadah. Mari putuskan untuk kita jadi orang-orang yang lebih berguna bagi kerajaanNya dengan setia baca Firman, mencari perkenanan dan kehendakNya di tahun 2019 lebih lagi.

b    Rayakan apa yang harus dirayakan (ay 2)
Selama 2018 ini mungkin kita lebih menikmati perayaan-perayaan lain daripada merayakan tentang Dia. Berkumpul dengan teman atau keluarga jauh lebih menggembirakan daripada pergi menemui Dia dalam ibadah dan persekutuan. Mari ambil waktu dan lebih proporsional di 2019, ada waktu untuk berkumpul dengan teman dan keluarga tetapi juga ada waktu untuk merayakan cintaNya.

       Menghormati tempat dimana Dia disembah (ay 2)
Seringkali bagi kebanyakan orang lebih mudah untuk mengkritik daripada kita bersaksi tentang kebaikan Tuhan saat di gereja ataupun persekutuan. “Dia lho pelayanan tapi hidupnya gak bener” “Pendeta tadi bosenin ya, khotbahnya buat ngantuk”  “Eh, khotbahnya tentang persembahan, dasar mata duitan tuh gereja” dll. Kritik semacam ini seringkali justru mengundang kutukan dalam hidup kita sendiri. Mari di 2019, kita belajar untuk menghormati tempat dimana Tuhan disembah, paling tidak dengan tidak menggosip. Lebih baik lagi kita bisa jadi berkat buat orang lain lewat kesaksian dan pertolongan Tuhan dalam hidup ini.
Ketika kita bisa taat terhadap 3 hal yang Tuhan minta di atas saya percaya ada selalu berkat yang Tuhan sediakan di akhir tiap ketaatan kita.

2. Ketidaktaatan (ay 14-39)
Pasal diatas menunjukkan tiap kali kita tidak taat, hukuman sudah disediakan. Hukuman ini bukanlah hukuman yang diberikan karena Dia murka dengan kita yang seringkali tidak setia. Tetapi hukumanNya lahir dari hati seorang ayah, yang marah untuk kebaikan anak-anaknya. Seperti tertulis dipasal diatas ada 5 level hukuman dengan tiap hukuman bisa 7x lebih buruk jika kita tetap bersikeras untuk bebal. Hukumannya adalah pukulan seorang ayah supaya kita jadi pribadi yang lebih baik dalam karakter dan menjadi lebih bijaksana di 2019.

3. Pertobatan (ay 40-46)
Ketika kita dihukum, Dia membuka pintu pertobatan. Akan ada selalu kesempatan untuk berbalik selama nafas hidup ini. Jangan bebalkan hati, segera berbalik maka Tuhan Yesus akan menolong. Memang, tiap ketidaktaatan membawa sebuah konsekuensi. Daud ketika mengambil istri pasukannya, dia minta ampun, Tuhan ampuni. Tetapi resikonya adalah anak yang lahir dari wanita itu mati dan seorang keturunannya mengambil semua selirnya dan tidur bersama mereka dihadapan seluruh bangsa Israel. Mengerikan sungguh! Tapi ingat anugerahNya cukup bagi kita, bahkan sangat cukup. Ketika kita diampuni maka ada kuasa ilahi yang menolong kita untuk berani menghadapi konsekuensi itu.

2019 akan menuntut kita untuk taat secara totalitas. Kita semua butuh anugerah dan RohNya untuk bisa taat. Dan ketaatan yang terbaik yang bisa kita berikan adalah yang lahir dari cinta kita kepadaNya, bukan hanya sekadar kita taat karena takut kutukan dan hukuman. 


PART 2 BERKAT
Berkat yang Tuhan sediakan jika kita taat di 2019:
1)      Pekerjaan dan bisnis (ay 4-5)
Tuhan berjanji akan ada berkat tepat pada waktuNya. Kita tidak perlu kuatir akan promosi dan terobosan di pekerjaan dan bisnis. “Dikatakan lamanya musim mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik anggur akan sampai kepada musim menabur” (ay 5) maksudnya adalah ketika kita belum habis menikmati berkat Tuhan di satu tempat, akan ada berkat lain datang. Berkat yang baru belum habis, eh ada berkat yang jauh lebih baru datang.

2)      Damai Sejahtera (ay 6-8)
Saya pernah mengenal seorang rekan yang tidak bisa tidur, entah apa yang jadi beban, dia bilang hanya tidak bisa tidur. Kemudian saya digerakkan Tuhan untuk berdoa saya ucapkan doa yang simpel “Tuhan, kakak ini tidak bisa tidur entah karena apa. Tapi hambaMu berdoa biarkan Engkau yang memberikan damai sejahtera supaya dia tidur seperti seorang bayi yang terlelap. Dalam nama Yesus, amin” Dan kemudian dia mencoba tidur lagi bahkan sampai berjam-jam terlelap. 2019, tidak perlu saya mendoakan. Kalau  kita taat Tuhan akan berikan ketentraman yang luar biasa. Ada mungkin orang-orang yang tidak suka dengan kita dan ingin menghancurkan kita di pekerjaan bahkan keluarga kita. Sekalipun kita tidak cari gara-gara, mereka cari gara-gara. Tuhan tetap akan mengijinkan kita tidur terlelap seperti bayi, dan Tuhan yang urus orang itu. Bukankah Tuhan pernah bilang Dia memberkati orang yang dikasihiNya selagi tidur?

3)      Keluarga (ay 9)
Tuhan berjanji disini dia akan memberikan anak dan cucu, perjanjian denganNya akan diteguhkan. Kalau ada orang yang merindukan pasangan hidup, atau ada keluarga yang rindu dikaruniai anak, Tuhan janji mau berikan tahun depan. Tetap taat dan percaya.

4)      Semua kebutuhan dilimpahkan (ay 10)
Ada sebuah statement yang menarik saat orang tidak dijawab doanya “Tuhan memberikan kita apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan”. Wah... saya sangat kurang setuju dengan hal ini. Kalau ktia belajar mengenal Tuhan lebih lagi, saya percaya Tuhan juga peduli dengan kerinduan dan keinginan kita. Bayangkan saja, mana yang lebih baik: ayah yang selalu sibuk bekerja dan hanya memenuhi kebutuhan anaknya tanpa pernah hadir atau seorang ayah yang bekerja tapi meluangkan waktu untuk bertanya dengan penuh kasih ke anakNya: “Kamu pengen apa, nak?” Tuhan bukan pria tua berjenggot yang duduk di atas tahta, memasukkan orang baik ke Surga dan melempar orang jahat ke Neraka. Dia adalah ayah sesungguhnya, ayah yang penuh cinta, Dia ayahmu yang mengasihimu yang bekerja dalam segala kebaikan bagi hidupmu. Dia hanya minta kamu taat dan percaya.

5)      Hadirat Tuhan (ay 11-13)
Kemah di Perjanjian Lama berbicara tentang kehadiran Tuhan. Saya cukup percaya yang terbaik akan disimpan di akhir. Saya pernah bekerja di sebuah EO, dan namanya door prize selalu diberikan di akhir, lah kalau ditaruh di awal tamunya keburu pulang setelah makan dan dapat hadiah kan?

2019, Tuhan ingin kasih door prize yang terbaik yaitu hadiratNya. Kalau kita anak orang super kaya, terkenal, dan punya kuasa masakan jalan di tempat umum, kepala kita akan menghadap kebawah sambil menutup wajah? Itu namanya koruptor ketangkap basah. Yang ada dengan menyadari status kita dan tahu bahwa orang tua kita kaya raya, terkenal dan punya kuasa kita jalannya dengan tatapan ke depan dan kalau bisa sambil membusungkan dada, bangga. Bayangkan itu aja kalau orang tua hebat yang fana yang kita punya, bagaimana kalau ada orang tua yang abadi yaitu Bapa sendiri yang beserta kita. Wah, luar biasanya tidak akan tertuliskan dengan kata-kata.

PART 3 Kutuk dan hukuman
Ini yang orang Kristen biasanya enggan atau ketar-ketir kalau dengar. Ayub pernah bilang “Masakan kita hanya mau yang baik dari Allah saja?” Tuhan ini adalah Bapa yang ajaib dan luar biasa. Dia tahu cara mengasihi tanpa membuat kita manja dan kekanak-kanakan, tapi Dia juga tahu cara memulihkan hati yang terluka.

Di pasal ini ada 5 level hukuman yang jadi bagian kita kalau ktia tidak taat alias bandel dengan Tuhan, tiap level selalu dimulai dengan kata-kata “Dan jikalau kamu dalam keadaan yang demikian pun tidak mendengarkan Daku...” dan tiap level membawa 7x hukuman, ngeri benar ada dalam tangan Tuhan yang hidup.

LEVEL 1 Tubuh dan pekerjaan terguncang, Penyertaan Tuhan tidak ada (ay 15-17)
Ketika kita tidak taat, efeknya akan bisa kita rasakan secara fisik. Saya tahu maksudnya, sebagai contoh sederhana ada sebuah kata yang menarik dalam bahasa Indonesia “Sakit Hati” kalau dalam bahasa Inggris hati = heart = jantung.
Heart sendiri artinya jantung. Pernah sakit hati dengan seseorang sampai dada terasa sakit? Nah itu contoh kecilnya. Jangan diteruskan, bisa-bisa sakit jantung beneran. Otomatis kalau fisik sakit, pekerjaan kita juga bisa sakit.

LEVEL 2 Kekuasaan Kita secara Jasmani dan Rohani hilang (ay 18-20)
Ini bisa terjadi mulai dari pekerjaan dan bisnis kita terganggu dalam bentuk karyawan terbaik kita mengundurkan diri atau bahkan kabur kalau dalam bisnis. Rekan kerja kita menghianati kita sehingga kita kehilangan posisi kita dalam pekerjaan. Sementara ketika kita berdoa, seolah-olah kita tidak bisa berdoa ataupun bisa tapi Tuhan sudah tidak mendengar.
Kita coba cara ini diluar Tuhan untuk memulihkan tapi tetap kebentur. Langit di atas sudah jadi besi dan tanah jadi tembaga. Langit berbicara tentang Tuhan dan tanah berbicara tentang pekerjaan atau sesama kita. Tuhan gak nolong, sesama gak ada yang bisa diharapkan. Ngeri. Cepet balik ke Tuhan.

LEVEL 3 Keluarga Kita Sengsara (ay 21-22)
Efeknya mengerikan. Beberapa orang masih bisa tahan kalau dirinya yang sakit tapi bagaimana kalau orang yang kita kasihi sakit? Belum tentu tahan. Ini nelongso sekali istilahnya. Pernah satu waktu di kampus saya ada adik angkatan yang terbunuh. Usut punya usut ternyata dia dibunuh oleh pamannya sendiri yang benci dengan orang tuanya. Saya tidak bisa membayangkan rasa sakit yang orang tuanya rasakan. Hanya Tuhan yang tahu dan yang bisa memulihkan.
Akan ada hal-hal yang tidak mengenakkan yang bisa menimpa keluarga kita jika kita tidak taat. Cepat balik, jangan bebal. Tapi kalau masih ada yang suka mie dengan level pedas dan bilang “Ah... aku masih tahan tambah cabe dan levelnya!” Monggo ...

LEVEL 4 Tubuh dan pekerjaan terguncang, dan jalan keluar semakin tidak ada (ay 23-26)
Di level satu sakitnya level batuk kering dan demam, level 4 sakitnya sudah sampar. Kalau batuk kering anda pahamlah apa itu, batuk tanpa dahak dan demam. Sudah umum. Nah Sampar itu efeknya lebih mengerikan mulai dari ada pembengkakan sampai kematian, nama lainnya adalah PES.
Penyakitnya sudah tidak ecek2 lagi. Kalau masih suka pedasnya Tuhan dalam tanda kutip, monggo... next level. Kalau mau tobat, jangan nunggu di level ini.

LEVEL 5 Nama Baik buruk dan semua hancur (ay 27-39)
Saya melihat tiap level itu sebenarnya mengandung level sebelumnya. Sangat mengerikan. Kalau diri kita sakit-sakitan, keluarga berantakan, pekerjaan gak karuan ditambah lagi nama baik kita hancur. Di level yang ini Tuhan seolah-olah sudah tidak mau memandang kita, mau kita dihujat orang, difitnah orang. Dia akan biarkan sampai kita berbalik kepadaNya.
Ini seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Harusnya tangga itu kita pakai untuk menggapai Tuhan malah jatuh ke kita. Segera berbalik sebelum tidak ada kesempatan. Ini seperti sudah ada di UGD dan mesin rumah sakitnya sebentar lagi bergaris lurus... Sekalipun seolah-olah Tuhan cuek ketika kita dihukum, hatiNya masih berbicara “Balik o nak, Aku masih sayang kamu. Aku bisa membebat semua lukamu” Dan saya berdoa tidak ada dari kita yang bebal sampai naik level ini. Pertanyaan selanjutnya bagaimana kalau sudah terlanjur salah? Terlanjur bangkrut? Terlanjur kehilangan pekerjaan? Terlanjur dibenci orang?

PEMULIHAN (ay 40-46)
Hanya satu kuncinya: ay 40-42
Kembali kepada Tuhan mengaku bahwa kita salah dan telah menentang Dia. Rendahkan diri dihadapanNya. Firman Tuhan berkata “Jika kita mengaku kesalahan kita, maka Dia adalah setia dan adil. Dia akan mengampuni dan menghapus kesalahan kita” Memang ada konsekuensi dari kesalahan kita, tapi Tuhan akan berikan kekuatan dan jalan keluar.
Jangan kuatir, apapun yang terjadi di 2019. Ingat jangan berburuk sangka kepada Tuhan seperti Adam pertama kali hingga ia jatuh kedalam dosa dan konsekuensi kehilangan semuanya di taman Eden. Tapi ingat ketika Ia mengaku? Tuhan memang marahi, Tuhan kasih konsekuensi diusir, bekerja keras yang Hawa sakit untuk melahirkan. Tapi Tuhan masih menjahitkan baju utk mereka kan? Tuhan masih memberikan keturunan dan mau berbicara ke anak-cucu mereka? Apalagi kita yang didalam Yesus. Ada Anugerah besar bagi setiap kita. Selamat menjalani 2019 dalam ketaatan yang lebih lagi!


No comments:

Post a Comment

Saya rindu mendengar suara hati saudara juga. Let's bless each other.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...