PART 1 PENGENALAN
(Imamat 26)
Setiap akhir tahun, saya terbiasa mendapatkan ayat akhir tahun dari gereja untuk memulai tahun berikutnya. Ini memang sebuah hal yang baik untuk kita memulai tahun yang baru. Tapi di akhir 2018 ini, saya menyadari bahwa saya masih menikmati ayat tahunan dari gereja, tetapi rhema yang sifatnya personal dari Tuhan sungguh jauh lebih luar biasa. Mendapatkan ayat tahunan dari gereja seperti meminum air dari sebuah galon, tetapi Rhema dari Tuhan rasanya seperti minum langsung dari sumbernya, sungguh menyegarkan!
Memulai 2019 ini, saya belajar bahwa tiap kali Tuhan berfirman, Dia mengikuti sebuah pola, sebuah teori Burger (mirip teori sandwich untuk memberikan komplain) – cek foto selanjutnya untuk memahaminya.
Setiap akhir tahun, saya terbiasa mendapatkan ayat akhir tahun dari gereja untuk memulai tahun berikutnya. Ini memang sebuah hal yang baik untuk kita memulai tahun yang baru. Tapi di akhir 2018 ini, saya menyadari bahwa saya masih menikmati ayat tahunan dari gereja, tetapi rhema yang sifatnya personal dari Tuhan sungguh jauh lebih luar biasa. Mendapatkan ayat tahunan dari gereja seperti meminum air dari sebuah galon, tetapi Rhema dari Tuhan rasanya seperti minum langsung dari sumbernya, sungguh menyegarkan!
Memulai 2019 ini, saya belajar bahwa tiap kali Tuhan berfirman, Dia mengikuti sebuah pola, sebuah teori Burger (mirip teori sandwich untuk memberikan komplain) – cek foto selanjutnya untuk memahaminya.
1. Ketaatan (ay 1-13)
Ketaatan yang
Tuhan minta hanya 3:
Mengutamakan
Tuhan dan tidak membuat berhala tandingan. (ay 1)
Mungkin selama 2018 ini, kita lebih mengutamakan studi kita, pekerjaan,
hobi, gadget dan sosial media kita daripada mengambil saat teduh dan ibadah.
Mari putuskan untuk kita jadi orang-orang yang lebih berguna bagi kerajaanNya
dengan setia baca Firman, mencari perkenanan dan kehendakNya di tahun 2019 lebih
lagi.
b Rayakan
apa yang harus dirayakan (ay 2)
Selama 2018 ini mungkin kita lebih menikmati perayaan-perayaan lain
daripada merayakan tentang Dia. Berkumpul dengan teman atau keluarga jauh lebih
menggembirakan daripada pergi menemui Dia dalam ibadah dan persekutuan. Mari
ambil waktu dan lebih proporsional di 2019, ada waktu untuk berkumpul dengan
teman dan keluarga tetapi juga ada waktu untuk merayakan cintaNya.
Menghormati
tempat dimana Dia disembah (ay 2)
Seringkali bagi kebanyakan orang lebih mudah untuk mengkritik daripada kita bersaksi tentang kebaikan Tuhan saat di gereja ataupun persekutuan. “Dia lho pelayanan tapi hidupnya gak bener” “Pendeta tadi bosenin ya, khotbahnya buat ngantuk” “Eh, khotbahnya tentang persembahan, dasar mata duitan tuh gereja” dll. Kritik semacam ini seringkali justru mengundang kutukan dalam hidup kita sendiri. Mari di 2019, kita belajar untuk menghormati tempat dimana Tuhan disembah, paling tidak dengan tidak menggosip. Lebih baik lagi kita bisa jadi berkat buat orang lain lewat kesaksian dan pertolongan Tuhan dalam hidup ini.
Seringkali bagi kebanyakan orang lebih mudah untuk mengkritik daripada kita bersaksi tentang kebaikan Tuhan saat di gereja ataupun persekutuan. “Dia lho pelayanan tapi hidupnya gak bener” “Pendeta tadi bosenin ya, khotbahnya buat ngantuk” “Eh, khotbahnya tentang persembahan, dasar mata duitan tuh gereja” dll. Kritik semacam ini seringkali justru mengundang kutukan dalam hidup kita sendiri. Mari di 2019, kita belajar untuk menghormati tempat dimana Tuhan disembah, paling tidak dengan tidak menggosip. Lebih baik lagi kita bisa jadi berkat buat orang lain lewat kesaksian dan pertolongan Tuhan dalam hidup ini.
Ketika kita bisa
taat terhadap 3 hal yang Tuhan minta di atas saya percaya ada selalu berkat
yang Tuhan sediakan di akhir tiap ketaatan kita.
2. Ketidaktaatan
(ay 14-39)
Pasal diatas
menunjukkan tiap kali kita tidak taat, hukuman sudah disediakan. Hukuman ini
bukanlah hukuman yang diberikan karena Dia murka dengan kita yang seringkali
tidak setia. Tetapi hukumanNya lahir dari hati seorang ayah, yang marah untuk
kebaikan anak-anaknya. Seperti tertulis dipasal diatas ada 5 level hukuman
dengan tiap hukuman bisa 7x lebih buruk jika kita tetap bersikeras untuk bebal.
Hukumannya adalah pukulan seorang ayah supaya kita jadi pribadi yang lebih baik
dalam karakter dan menjadi lebih bijaksana di 2019.
3. Pertobatan (ay
40-46)
Ketika kita
dihukum, Dia membuka pintu pertobatan. Akan ada selalu kesempatan untuk
berbalik selama nafas hidup ini. Jangan bebalkan hati, segera berbalik maka
Tuhan Yesus akan menolong. Memang, tiap ketidaktaatan membawa sebuah
konsekuensi. Daud ketika mengambil istri pasukannya, dia minta ampun, Tuhan
ampuni. Tetapi resikonya adalah anak yang lahir dari wanita itu mati dan seorang
keturunannya mengambil semua selirnya dan tidur bersama mereka dihadapan
seluruh bangsa Israel. Mengerikan sungguh! Tapi ingat anugerahNya cukup bagi
kita, bahkan sangat cukup. Ketika kita diampuni maka ada kuasa ilahi yang
menolong kita untuk berani menghadapi konsekuensi itu.
2019 akan menuntut kita untuk taat secara totalitas. Kita semua butuh anugerah dan RohNya untuk bisa taat. Dan ketaatan yang terbaik yang bisa kita berikan adalah yang lahir dari cinta kita kepadaNya, bukan hanya sekadar kita taat karena takut kutukan dan hukuman.
2019 akan menuntut kita untuk taat secara totalitas. Kita semua butuh anugerah dan RohNya untuk bisa taat. Dan ketaatan yang terbaik yang bisa kita berikan adalah yang lahir dari cinta kita kepadaNya, bukan hanya sekadar kita taat karena takut kutukan dan hukuman.
PART 2 BERKAT
Berkat yang Tuhan
sediakan jika kita taat di 2019:
1)
Pekerjaan
dan bisnis (ay 4-5)
Tuhan berjanji akan ada berkat tepat pada waktuNya. Kita tidak perlu kuatir
akan promosi dan terobosan di pekerjaan dan bisnis. “Dikatakan lamanya musim
mengirik bagimu akan sampai kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim
memetik anggur akan sampai kepada musim menabur” (ay 5) maksudnya adalah ketika
kita belum habis menikmati berkat Tuhan di satu tempat, akan ada berkat lain
datang. Berkat yang baru belum habis, eh ada berkat yang jauh lebih baru
datang.
2)
Damai
Sejahtera (ay 6-8)
Saya pernah mengenal seorang rekan yang tidak bisa tidur, entah apa yang
jadi beban, dia bilang hanya tidak bisa tidur. Kemudian saya digerakkan Tuhan untuk
berdoa saya ucapkan doa yang simpel “Tuhan, kakak ini tidak bisa tidur entah
karena apa. Tapi hambaMu berdoa biarkan Engkau yang memberikan damai sejahtera
supaya dia tidur seperti seorang bayi yang terlelap. Dalam nama Yesus, amin”
Dan kemudian dia mencoba tidur lagi bahkan sampai berjam-jam terlelap. 2019, tidak
perlu saya mendoakan. Kalau kita taat
Tuhan akan berikan ketentraman yang luar biasa. Ada mungkin orang-orang yang
tidak suka dengan kita dan ingin menghancurkan kita di pekerjaan bahkan
keluarga kita. Sekalipun kita tidak cari gara-gara, mereka cari gara-gara.
Tuhan tetap akan mengijinkan kita tidur terlelap seperti bayi, dan Tuhan yang
urus orang itu. Bukankah Tuhan pernah bilang Dia memberkati orang yang
dikasihiNya selagi tidur?
3)
Keluarga
(ay 9)
Tuhan berjanji disini dia akan memberikan anak dan cucu, perjanjian
denganNya akan diteguhkan. Kalau ada orang yang merindukan pasangan hidup, atau
ada keluarga yang rindu dikaruniai anak, Tuhan janji mau berikan tahun depan.
Tetap taat dan percaya.
4)
Semua
kebutuhan dilimpahkan (ay 10)
Ada sebuah statement yang menarik saat orang tidak dijawab doanya “Tuhan
memberikan kita apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan”. Wah...
saya sangat kurang setuju dengan hal ini. Kalau ktia belajar mengenal Tuhan
lebih lagi, saya percaya Tuhan juga peduli dengan kerinduan dan keinginan kita.
Bayangkan saja, mana yang lebih baik: ayah yang selalu sibuk bekerja dan hanya
memenuhi kebutuhan anaknya tanpa pernah hadir atau seorang ayah yang bekerja
tapi meluangkan waktu untuk bertanya dengan penuh kasih ke anakNya: “Kamu
pengen apa, nak?” Tuhan bukan pria tua berjenggot yang duduk di atas tahta,
memasukkan orang baik ke Surga dan melempar orang jahat ke Neraka. Dia adalah
ayah sesungguhnya, ayah yang penuh cinta, Dia ayahmu yang mengasihimu yang
bekerja dalam segala kebaikan bagi hidupmu. Dia hanya minta kamu taat dan
percaya.
5)
Hadirat
Tuhan (ay 11-13)
Kemah di Perjanjian Lama berbicara tentang kehadiran Tuhan. Saya cukup percaya yang terbaik akan disimpan di akhir. Saya pernah bekerja di sebuah EO, dan namanya door prize selalu diberikan di akhir, lah kalau ditaruh di awal tamunya keburu pulang setelah makan dan dapat hadiah kan?
2019, Tuhan ingin kasih door prize yang terbaik yaitu hadiratNya. Kalau kita anak orang super kaya, terkenal, dan punya kuasa masakan jalan di tempat umum, kepala kita akan menghadap kebawah sambil menutup wajah? Itu namanya koruptor ketangkap basah. Yang ada dengan menyadari status kita dan tahu bahwa orang tua kita kaya raya, terkenal dan punya kuasa kita jalannya dengan tatapan ke depan dan kalau bisa sambil membusungkan dada, bangga. Bayangkan itu aja kalau orang tua hebat yang fana yang kita punya, bagaimana kalau ada orang tua yang abadi yaitu Bapa sendiri yang beserta kita. Wah, luar biasanya tidak akan tertuliskan dengan kata-kata.
Kemah di Perjanjian Lama berbicara tentang kehadiran Tuhan. Saya cukup percaya yang terbaik akan disimpan di akhir. Saya pernah bekerja di sebuah EO, dan namanya door prize selalu diberikan di akhir, lah kalau ditaruh di awal tamunya keburu pulang setelah makan dan dapat hadiah kan?
2019, Tuhan ingin kasih door prize yang terbaik yaitu hadiratNya. Kalau kita anak orang super kaya, terkenal, dan punya kuasa masakan jalan di tempat umum, kepala kita akan menghadap kebawah sambil menutup wajah? Itu namanya koruptor ketangkap basah. Yang ada dengan menyadari status kita dan tahu bahwa orang tua kita kaya raya, terkenal dan punya kuasa kita jalannya dengan tatapan ke depan dan kalau bisa sambil membusungkan dada, bangga. Bayangkan itu aja kalau orang tua hebat yang fana yang kita punya, bagaimana kalau ada orang tua yang abadi yaitu Bapa sendiri yang beserta kita. Wah, luar biasanya tidak akan tertuliskan dengan kata-kata.
PART 3 Kutuk dan
hukuman
Ini yang orang
Kristen biasanya enggan atau ketar-ketir kalau dengar. Ayub pernah bilang “Masakan
kita hanya mau yang baik dari Allah saja?” Tuhan ini adalah Bapa yang ajaib dan
luar biasa. Dia tahu cara mengasihi tanpa membuat kita manja dan
kekanak-kanakan, tapi Dia juga tahu cara memulihkan hati yang terluka.
Di pasal ini ada
5 level hukuman yang jadi bagian kita kalau ktia tidak taat alias bandel dengan
Tuhan, tiap level selalu dimulai dengan kata-kata “Dan jikalau kamu dalam
keadaan yang demikian pun tidak mendengarkan Daku...” dan tiap level membawa 7x
hukuman, ngeri benar ada dalam tangan Tuhan yang hidup.
LEVEL 1 Tubuh dan
pekerjaan terguncang, Penyertaan Tuhan tidak ada (ay 15-17)
Ketika kita tidak
taat, efeknya akan bisa kita rasakan secara fisik. Saya tahu maksudnya, sebagai
contoh sederhana ada sebuah kata yang menarik dalam bahasa Indonesia “Sakit
Hati” kalau dalam bahasa Inggris hati = heart = jantung.
Heart sendiri
artinya jantung. Pernah sakit hati dengan seseorang sampai dada terasa sakit?
Nah itu contoh kecilnya. Jangan diteruskan, bisa-bisa sakit jantung beneran.
Otomatis kalau fisik sakit, pekerjaan kita juga bisa sakit.
LEVEL 2 Kekuasaan
Kita secara Jasmani dan Rohani hilang (ay 18-20)
Ini bisa terjadi
mulai dari pekerjaan dan bisnis kita terganggu dalam bentuk karyawan terbaik
kita mengundurkan diri atau bahkan kabur kalau dalam bisnis. Rekan kerja kita
menghianati kita sehingga kita kehilangan posisi kita dalam pekerjaan.
Sementara ketika kita berdoa, seolah-olah kita tidak bisa berdoa ataupun bisa
tapi Tuhan sudah tidak mendengar.
Kita coba cara
ini diluar Tuhan untuk memulihkan tapi tetap kebentur. Langit di atas sudah
jadi besi dan tanah jadi tembaga. Langit berbicara tentang Tuhan dan tanah
berbicara tentang pekerjaan atau sesama kita. Tuhan gak nolong, sesama gak ada
yang bisa diharapkan. Ngeri. Cepet balik ke Tuhan.
LEVEL 3 Keluarga
Kita Sengsara (ay 21-22)
Efeknya
mengerikan. Beberapa orang masih bisa tahan kalau dirinya yang sakit tapi
bagaimana kalau orang yang kita kasihi sakit? Belum tentu tahan. Ini nelongso
sekali istilahnya. Pernah satu waktu di kampus saya ada adik angkatan yang
terbunuh. Usut punya usut ternyata dia dibunuh oleh pamannya sendiri yang benci
dengan orang tuanya. Saya tidak bisa membayangkan rasa sakit yang orang tuanya
rasakan. Hanya Tuhan yang tahu dan yang bisa memulihkan.
Akan ada hal-hal
yang tidak mengenakkan yang bisa menimpa keluarga kita jika kita tidak taat.
Cepat balik, jangan bebal. Tapi kalau masih ada yang suka mie dengan level
pedas dan bilang “Ah... aku masih tahan tambah cabe dan levelnya!” Monggo ...
LEVEL 4 Tubuh dan
pekerjaan terguncang, dan jalan keluar semakin tidak ada (ay 23-26)
Di level satu
sakitnya level batuk kering dan demam, level 4 sakitnya sudah sampar. Kalau
batuk kering anda pahamlah apa itu, batuk tanpa dahak dan demam. Sudah umum.
Nah Sampar itu efeknya lebih mengerikan mulai dari ada pembengkakan sampai
kematian, nama lainnya adalah PES.
Penyakitnya sudah
tidak ecek2 lagi. Kalau masih suka pedasnya Tuhan dalam tanda kutip, monggo...
next level. Kalau mau tobat, jangan nunggu di level ini.
LEVEL 5 Nama Baik
buruk dan semua hancur (ay 27-39)
Saya melihat tiap
level itu sebenarnya mengandung level sebelumnya. Sangat mengerikan. Kalau diri
kita sakit-sakitan, keluarga berantakan, pekerjaan gak karuan ditambah lagi
nama baik kita hancur. Di level yang ini Tuhan seolah-olah sudah tidak mau
memandang kita, mau kita dihujat orang, difitnah orang. Dia akan biarkan sampai
kita berbalik kepadaNya.
Ini seperti sudah
jatuh, tertimpa tangga pula. Harusnya tangga itu kita pakai untuk menggapai
Tuhan malah jatuh ke kita. Segera berbalik sebelum tidak ada kesempatan. Ini
seperti sudah ada di UGD dan mesin rumah sakitnya sebentar lagi bergaris
lurus... Sekalipun seolah-olah Tuhan cuek ketika kita dihukum, hatiNya masih
berbicara “Balik o nak, Aku masih sayang kamu. Aku bisa membebat semua lukamu”
Dan saya berdoa tidak ada dari kita yang bebal sampai naik level ini.
Pertanyaan selanjutnya bagaimana kalau sudah terlanjur salah? Terlanjur bangkrut?
Terlanjur kehilangan pekerjaan? Terlanjur dibenci orang?
PEMULIHAN (ay 40-46)
Hanya satu
kuncinya: ay 40-42
Kembali kepada
Tuhan mengaku bahwa kita salah dan telah menentang Dia. Rendahkan diri
dihadapanNya. Firman Tuhan berkata “Jika kita mengaku kesalahan kita, maka Dia
adalah setia dan adil. Dia akan mengampuni dan menghapus kesalahan kita” Memang
ada konsekuensi dari kesalahan kita, tapi Tuhan akan berikan kekuatan dan jalan
keluar.
Jangan kuatir,
apapun yang terjadi di 2019. Ingat jangan berburuk sangka kepada Tuhan seperti
Adam pertama kali hingga ia jatuh kedalam dosa dan konsekuensi kehilangan
semuanya di taman Eden. Tapi ingat ketika Ia mengaku? Tuhan memang marahi,
Tuhan kasih konsekuensi diusir, bekerja keras yang Hawa sakit untuk melahirkan.
Tapi Tuhan masih menjahitkan baju utk mereka kan? Tuhan masih memberikan
keturunan dan mau berbicara ke anak-cucu mereka? Apalagi kita yang didalam
Yesus. Ada Anugerah besar bagi setiap kita. Selamat menjalani 2019 dalam
ketaatan yang lebih lagi!
No comments:
Post a Comment
Saya rindu mendengar suara hati saudara juga. Let's bless each other.